welcome to my blog

Rabu, 07 Oktober 2009


Lady Anne Boleyn



Alas, my love, you do me wrong,To cast me off discourteously.For I have loved you well and long,Delighting in your company.
Chorus:Greensleeves was all my joyGreensleeves was my delight,Greensleeves was my heart of gold,And who but my lady greensleeves.

Anne Boleyn
Di Inggris -mungkin juga di dunia- lagu ini sangatlah terkenal, diberi judul Greensleeves. Menurut legenda lagu ini diciptakan raja inggris, Henry VIII (1491-1547) untuk perempuan yang dipujanya, Anne Boleyn.
Waktu itu Henry VIII sebenarnya sudah menikah. Cuma waktu dia lihat Anne Boleyn terpincutlah hatinya, padahal sebagai penganut Katolik mempunyai lebih dari satu istri tidaklah diperbolehkan.
Cerita selanjutnya lumayan panjang. Tapi pokoknya akhirnya Henry VIII dan Anne Boleyn menikah juga meski secara sembunyi2. Malah dikabarkan sempet punya anak perempuan sebelum menikah. Putri hasil hubungan mereka ini dikemudian hari menjadi ratu Inggris bergelar Elizabeth I. Pada masa Henry VIII ini pula tercatat Gereja Anglican menyatakan tidak terikat lagi dengan Gereja Katolik Roma.
Cerita mereka akhirnya berujung tragis, saat Anne Boleyn dihukum pancung di menara london karena dituduh melakukan incest dengan saudaranya, biarpun sebenarnya tidak cukup bukti.
Ini dia salah satu kesan orang masa itu akan Anne Boleyn:
“She was never described as a great beauty, but even those who loathed her admitted that she had a dramatic allure. Her olive complexion and long, straight black hair gave her an exotic aura in a culture that saw milk-white paleness as essential to beauty. Her eyes were especially striking: ‘black and beautiful’ wrote one contemporary, while another averred they were ‘always most attractive,’ and that she ‘well knew how to use them with effect.”


The Other Boleyn Girl

Para Pemain utama:Natalie Portman (Anne Boleyn), Scarlett Johansson (Mary Boleyn), Eric Bana (Henry VIII), Jim Sturgess (George Boleyn).
Kisah tokoh-tokoh yang hidup dalam konflik kerajaan (manapun) selalu mengagumkan. Keruwetan kisah cinta, politik, intrik adalah satu paket yang hampir selalu ada, yang kemudian melahirkan sejarah. The Other Boleyn Girl adalah sebuah film yang diadaptasi dari novel dengan judul serupa dari seorang pengarang, Philippa Gregory. Novel sejarah yang best-selling.
Dikisahkan ada dua orang perempuan yang akan mengukir sejarah, melahirkan generasi yang tidak tanggung-tanggung pentingnya. Dua orang perempuan itu, adik-kakak, Anne Boleyn dan Mary Boleyn terlibat dalam cinta Raja Henry VIII. Waktu kejadiannya adalah pada abad ke-16.
Konflik percintaan tidak berakhir pada diperolehnya cinta oleh masing-masing tokoh. Tetapi sekian banyak kepentingan politis menyertainya. Semula, Henry VIII diprediksikan akan memilih Anne Boleyn, yang memang masih single. Sedangkan adiknya, Mary Boleyn sudah lebih dahulu menikah. Tetapi Raja Henry abai terhadap Anne karena karakternya yang dianggap terlalu maskulin (mandiri), dan menyebabkan dirinya celaka dalam sebuah perburuan.
Karena Anne tidak berhasil memikat Raja Henry, maka Mary, sang adik, walaupun sudah menikah dipilihya untuk menjadi selir. Sedangkan suaminya diberi kedudukan di kerajaan. Mary, yang belum dinobatkan sebagai Ratu, hamil. Tetapi dia diasingkan. Saat itu, secara mengejutkan Raja Henry terpesona oleh “kemaskulinan” Anne. Semula, padahal sifat itu tidak menyenangkan Raja Henry. Dengan menghadiahkan perhiasan, Raja Henry mencoba menggaet Anne.Tentu saja Anne yang berwatak cerdik itu jual mahal. Sehingga Raja Henry “gemas” dibuatnya.
Konflik bagaimana Anne menampuk kekuasaan sebagai Ratu sangat pelik. Agak melelahkan mengikutinya. Tetapi tentu saja tetap menarik, dibandingkan mengikuti konflik rumah tangga para pesohor negeri ini, yang merasa dirinya sangat penting. Perhatikanlah watak dan perangai Raja Henry yang tampak “plin plan” dalam memilih ratu. Perhatikan pula watak dan perangai kakak-adik Boleyn yang kompleks.
Anne Boleyn adalah seorang perempuan cerdik, pandai berdebat, serta obsesif. Melahirkan seorang anak laki-laki adalah dambaan setiap ratu, demikian pula bagi Anne. Tapi, di zaman kerajaan Inggris abad 16 itu belum ada tabib seperti di zaman Jang-Geum, di mana konon terdapat ramuan yang mampu menentukan jenis kelamin bayi. Sehingga ketika Anne melahirkan anak perempuan, depresilah dia..
Anne, yang obsesif, berstrategi untuk inses dengan adik laki-lakinya, ketika fetus keduanya gugur. Sialnya ada mata yang menyaksikan. Terbongkarlah itu rencana gila. Hasilnya? Hukum pancung kepala untuk keduanya. Hukuman pada zaman kerajaan dulu selalu terasa ganjil. Mereka dipancung di depan rakyat banyak.
Hal yang paling mengejutkan, adalah ketika di akhir cerita, anak Anne dibesarkan oleh Mary, sang rival yang juga saudara kandungnya. Dengan adegan yang membuat penasaran, karena saya tidak pernah tahu, adalah ketika disebutkan bahwa anak Anne itu bernama ELIZABETH. That’s it! Film selesai. Tampaknya tidak ada lagi kaitannya dengan kerajaan yang sarat intrik dan konflik itu. Cari punya cari ternyata Elizabeth, yang berambut merah itu adalah Elizabeth I, yang watak dan perangainya sangat mengagumkan. “Aku menikahi Inggris” itulah yang terdengar ganjil tapi sekaligus agung yang selalu terngiang-ngiang setelah saya menyaksikan film Elizabeth I bertahun-tahun lalu.
Daripada mengikuti kisah Cinta Laura yang manja lagi lucu itu, mengorek kehidupan tokoh-tokoh besar dalam sejarah selalu saja lebih powerfull (ya iyalah). Kisah leluhur kita pun pasti tak akan kalah serunya. Demi napak tilas syaiah yang tertampung di dalam diri dan demi melihat titik cerah kesejatian diri kita.
Oh ya dari garis keturunan Mary Boleyn-lah akan muncul Winston Churchill, Lady Diana, dan Charles Darwin. Waw!